Selasa, 12 Februari 2008

Kerja Extra, Why Not..?

kerja extra, why not?

Kuantitas dan kualitas dari servis ekstra yang kita berikan akan kembali kepada kita dalam jumlah yang berlipat ganda. Contohnya petani yang menanam padi atau gandum. Dari sebutir bibit padi atau gandum, akan tumbuh tangkai yang berisi banyak bulir. Betapa sia-sianya dan hanya pemborosan waktu belaka, jika dari satu butir padi yang ditanam hanya menumbuhkan satu butir padi juga. Memang ada benih yang tak akanbertunas dan menghasilkan bulir padi. Tapi, tetap saja jumlah yang dituai petani jauh lebih banyak dari jumlah bibit yang ia tanam.

Hal yang sama juga berlaku untuk pelayanan atau servis yang kita berikan. Jika kita memberikan servis senilai Rp. 100.000, kemungkinan yang kita dapatkan balik bukan hanya Rp. 100.000, tapi mungkin sepuluh kali lipat jika kita mengerjakannya dengan begitu baik, dengan sikap mental yang tepat.

Jika kita memberikan pelayanan atau kerja atau servis ekstra dengan tidak rela atau dengan rasa marah, kemungkinan kita tak akan mendapat apa-apa. hal ini sama dengan petani yang menaburkan benihnya di tanah gersang, bukan di tanah yang subur. Jika kita memberikan pelayanan atau kerja ekstra hanya dengan tujuan mendapatkan keuntungan semata, kita juga tak akan mendapatkan apa-apa.

Di suatu sore yang gerimis, seorang nenek memasuki sebuah departemen store di Philadelphia, sebagian besar pegawai toko mengabaikannya. Hanya satu pemuda yang memberinya perhatian dan bertanya, apakah ada yang bisa dibantunya. Ketika si nenek menjawab, dia hanya berteduh, menunggu hujan reda, si pemuda pegawai toko tidak memaksanya membeli sesuatu yang tidak diinginkan atau diperlukannya. Dan dia juga tidak mengacuhkannya, tapi malah membawakannya kursi, sehingga si nenek bisa duduk.

Ketika hujan reda, si nenek berterimakasih kepada si pemuda dan minta kartu namanya. Beberapa bulan berlalu dan si pemilik toko menerima surat yang meminta agar si pemuda ini dikirim ke Skotlandia, untuk menerima pesanan furniture untuk seluruh kastil. Penulis surat tersebut adalah si nenek yang dibawakan kursi. Dan ternyata dia adalah ibu dari Andrew Carnegie, salah satu jutawan Amerika. Ketika si pemuda berkemas untuk ke Skotlandia, dia diangkat menjadi mitra dari departemen store tersebut. Dia mendapatkan semua ini karena memberikan perhatian dan sedikit sopan

Tidak ada komentar: