Minggu, 27 Desember 2009

Menjual Sisir Pada Biksu

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara.. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
"Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr.. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. C menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana. Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!" *

MORAL DARI CERITA
Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
*
1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi.. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan.. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Semoga sukses !"


Senin, 15 Desember 2008

MENGELOLA PERBEDAAN, MENDAYAGUNAKAN
KEUNGGULAN
DALAM TIM

Ketika bekerja adalah kesukaan, hidup adalah kegembiraan
Ketika bekerja adalah tugas, hidup adalah perbudakan ( Maxim Gorky)

1. Tiap individu mempunyai perbedaan cara dalam bekerja
Pada prinsipnya, untuk memahami team jaman sekarang, kita perlu melihat empat (4) kesukaan
dasar setiap individu dalam bekerja yang membuat orang berbeda dan unggul dalam bidangnya.
Issue kunci ini adalah Relationships, Information, Decisions, Organisation (RIDO)

  • R: bagaimana orang suka berhubungan dengan orang lain
  • I: bagaimana orang suka mengumpulkan dan menggunakan informasi
  • D: bagaimana orang suka membuat keputusan
  • O: bagaimana orang suka mengorganisasikan diri sendiri dan orang lain
2. Tiap Individu mempunyai keunggulan dalam bekerja
When we Practice
what we Prefer
we Perform better
and gain Pleasure from work
Ketika menerapkan apa yang kita sukai
kita menghasilkan lebih baik dan
memperoleh kesenangan dalam bekerja


R : Relationships ; EXTROVERT & INTROVERT
I : Informations : PRACTICAL & CREATIVE
D:Decision : ANALITYCAL & BELIEF
O: Orgazional : TERSTRUKTUR & PRAKTIKAL

Laws of Teamwork

1. HUKUM NILAI KERJASAMA

Satu adalah Jumlah yang Terlalu Sedikit untuk Mencapai Kebesaran

2. HUKUM GAMBARAN BESARNYA

Sasarannya adalah Lebih Penting daripada Perannya

3. HUKUM POSISI YANG TEPAT

Semua Pemain Memiliki Tempat Di Mana Mereka Paling Memberikan Nilai Tambah

4. HUKUM GUNUNG EVEREST

Semakin Tinggi Tantangannya, Semakin Tinggi Kebutuhan akan Kerjasamanya

5. HUKUM MATA RANTAI

Kekuatan Tim Dipengaruhi oleh Mata Rantainya yang Paling Lemah

6. HUKUM KATALISATOR

Tim-tim Hebat Memiliki Pemain-pemain yang Menjadikan Segalanya Terlaksana

7. HUKUM KOMPAS

Visi Memberikan Arah serta Kepercayaan Diri kepada Para Anggota Tim

8. HUKUM APEL BUSUK

Sikap-sikap Busuk Merusak Tim

9. HUKUM KETERANDALAN

Rekan-rekan Satu Tim Harus Dapat Saling Mengandalkan Satu Sama Lain Dalam Soal-soal Penting

10. HUKUM BANDROL HARGA

Tim akan Gagal Mencapai Potensinya Kalau Tidak Membayar Harganya

11. HUKUM PAPAN ANGKA

Tim Bisa Melakukan Penyesuaian Kalau Tahu Posisinya

12. HUKUM PEMAIN CADANGAN

Tim-tim Hebat Memiliki Kedalaman

13. HUKUM IDENTITAS

Yang Mengidentifikasikan Tim adalah Nilai-nilai yang Dijunjung Bersama

14. HUKUM KOMUNIKASI

Interaksi Mendorong Diambilnya Tindakan

15. HUKUM KEUNGGULAN

Perbedaan Antara Dua Tim yang Sama Berbakatnya adalah Kepemimpinannya

16. HUKUM MORAL YANG TINGGI

Kalau Anda Menang, Sakitnya Tak Terasa

17. HUKUM HASIL INVESTASI

Investasi dalam Tim akan Berkembang dengan Berjalannya Waktu



The 17 Indisputable Laws of Teamwork, John C. Maxwell

Sabtu, 29 Maret 2008

8 habits

Covey Wisdom
  1. Be pro active
    Penekanan pada poin ini adalah arahan supaya menjadi orang yang pro aktif bukan orang yang reaktif. Perbedaan diantara keduanya adalah mengenai cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal. Jika orang bersikap reaktif, maka mereka akan cenderung untuk menyalahkan orang lain dan keadaan yang ada karena sebuah masalah terjadi. Tetapi jika pilihan menjadi pro aktif yang dipilih maka orang tsb akan bertanggung jawab terhapada segala sesuatu dalam hidupnya. Ber-inisiatif, bertindak lalu menjalaninya secara kontinu.
  2. Begin with the end in mind
    Dalam poin ini, Covey menyarankan supaya setiap individu mempunyai dan terus mengembangkan “personal vision statement“. Yang berarti komponen (individu atau organisasi) harus mempunyai sebuah tujuan akhir dalam hidup yang ingin diraih. Dan hal ini akan semakin efektif ketika dikembangkan dan didukung oleh semua komponen dalam organisasi tsb.
  3. Put first things first
    Hal in berarti setelah menentukan tujuan akhir, lalu arahan dalam pencapaiannya mulai disusun menjadi beberapa langkah berdasarkan skala prioritas. Menjadi target-target jangka pendek. Pendelegasian tugas adalah salah satu poin penting dalam time management. Menurut Covey pendelegasian yang sukses adalah lebih ber-orientasi pada hasil dan melakukan benchmark daripada mempersoalkan hal detail yang terkait dengan rencana kerja.
  4. Think win/win
    Merupakan sebuah konsep berpikir yang mengedepankan pencarian dan pengambilan solusi yang “memuaskan” semua pihak.
  5. Seek first to understand, then to be understood
    Adalah hal penting bagi seorang individu untuk terlebih dahulu berusaha mengerti situasi dan kondisi orang lain sebelum berharap orang lain tsb bisa mengerti keadaan kita.
  6. Synergize
    Bersinergi merupakan sebuah gambaran dari cara bekerja dalam tim. Menerapkan cara penyelesaian masalah secara efektif. Berkolaborasi dalam proses pengambilan keputusan. Menghargai perbedaan serta menjadikannya sebagai kekuatan. Serta terus melakukan inovasi. dst. Jika hal-hal tsb dilakukan secara terus menerus dan menjadi sebuah kebiasaan maka niscaya akan dapat menghasilkan sebuah hasil yang luar biasa. Dalam bahasa kerenya “The whole is greater than the sum of its parts.” :)
  7. Sharpen the saw
    Dalam poin ini, Covey menekankan akan perlunya fokus pada menyeimbangkan kepuasan diri. Mendapatkan kembali “production capability” dengan memakai dengan hati-hati aktifitas yang sifatnya menghibur.

Kemudian pada tahun 1994 Steven Covey menyempurnakan Seven Habits nya dengan memperkenalkan kebiasaan yang kedelapan (8th) yaitu “Find your voice and inspire others to find theirs” dimana semangat yang diusung adalah : From Effectiveness to Greatness. Choice dalam hal ini saya artikan sebagai sebuah kekuatan yang sangat unik (unique strong point) yang dimiliki masing-masing individu.

Hampir dapat dipastikan tidak ada individu yang benar-benar sama dimuka bumi ini. Ketika kita sebagai makhluk sosial, yang selalu berinteraksi dengan orang (tim) dalam lingkungan sosial, telah mampu menemukan suara kita maka hal berikutnya yang patut dilakukan adalah membantu dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Kebiasaan yang terakhir ini (8th) sangat bermanfaat apalagi jika kita hidup dalam lingkungan sebuah organisasi. Karena apabila setiap individu dalam lingkup organisasi tsb bisa mengejawantahkan hal ini maka dapat dipastikan organisasi tsb akan sangat dinamis, solid dan dipenuhi oleh ide-ide inovatif. Yang pada akhirnya diharapkan efektifitas yang terbentuk akan mampu mendorong kita menjadi meraih keberhasilan yang dicita-citakan.


download disini

Minggu, 02 Maret 2008

Sikap menyebabkan Kegagalan dalam bekerja

Sebelas Sikap Yang Menjadi Kegagalan Terbesar Dalam Bekerja

1. Arogansi : merasa diri paling benar dan yang lain salah
2. Melograma: selalu ingin menjadi pusat perhatian
3. Volatility : sulit ditebak, bersikap sesuai mood-nya
4. Excessive Caution: takut mengambil keputusan
5. Habitual Distrust: sikap yang selalu curiga kepada orang lain
6. Aloofness : sulit dihubungi dalam berkomunikasi dengan orang lain
7. Mischievousness: peraturan dibuat untuk dilanggar
8. Eccentricity :selalu ingin berbeda, sehingga terkadang dianggap aneh oleh
orang lain ==>
9. Passive Resistance: tidak yakin dengan apa yang dia katakan
10. Perfectionism: kebanyakan dianggap salah, hanya sedikit yang benar
11. Eagerness to please: mengejar popularitas dalam setiap situasi


SUKSES
Jalan menuju sukses TIDAK lurus
Ada tikungan yang bernama ==> kegagalan
Bunderan yang bernama ===> kebingungan
Tanjakan yang bernama ===> teman
Lampu merah yang bernama => musuh
Lampu kuning yang bernama => keluarga


itu semua hanya ban kempes dalam pekerjaan
TETAPI BILA kamu memiliki ban serep bernama niat yang teguh dan mesin yang
bernama ketekunan maka km Akan bisa berhasiL

kegagalan kadang terus terbayang dlm fikiran kita,tp ga' usah berlarut cukup beberapa saat aja...lebih baik berfikir ke depan,toch masih bnyk hal2 yg bisa kita lakukan...bersyukur aja karena kegagalan itu terjadi saat ini,sehingga kita bisa lebih berhati-hati di kemudian hari ( mungkin ini adl salah satu cara tuk menghibur diri) karena penyesalan yg berlarut-larut itu akan membebani fikiran aja...

aku pernah mengalami kegagalan dan permintaan maafku di balas dengan...." kata maaf ga' akan pernah mengembalikan seperti semula" so ambil hikmahnya aja semua terjadi karena menginginkan kita berfikir

Good luck

5 Tipe Karyawan

5 Tipe Karyawan di Kantor Kita
K.H. Abdullah Gymnastiar

Pengklasifikasian karyawan dan pejabat kantor ini diekati dengan istilah
hukum yang digunakan dalam agama Islam. Pendekatan ini samasekali bukan
untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum tersebut,
melainkan hanya sekedar guna mempermudah pemahaman kita karenamakna dari
istilah hukum tersebut sangat sederhana dan akrab bagi kita. Mudah-mudahan
bisa jadi cara yang praktis untuk mengukur dan menilai diri sendiri.

(Ide dasar ini diambil dari pendapat Emha Ainun Najib)

1. Karyawan / Pejabat "Wajib"

Tipe karyawan atau pejabat wajib ini memiliki ciri : keberadaannya sangat
disukai, dibutuhkan, harus ada sehingga ketiadaannya sangat dirasakan
kehilangan.
Dia sangat disukai karena pribadinya sangat mengesankan, wajahnya
yang selalu bersih, cerah dengan senyum tulus yang dapat membahagiaan
siapapun yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya yang sopan tak pernah melukai siapapun yang
mendengarnya, bahkan pembicaraannya sangat bijak, menjadi penyejuk
bagi hati yang gersang, penuntun bagi yang tersesat, perintahnya tak
dirasakan sebagai suruhan, orang merasa terhormat dan bahagia untuk
memenuhi harapannya tanpa rasa tertekan.
Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang meraskan bahagia dan
senang dengankehadirannya, dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat
orang lain, setiap orang akan merasa aman dan nyaman serta mendapat
manfaat dengan keberadaannya

2. Karyawan / Pejabat "Sunnah"

Ciri dari karyawan/pejabat tipe ini adalah : kehadiran dan keberadaannya
memang menyenangkan, tapi ketiadaannya tidak terasa kehilangan..

Kelompok ini hampir mirip dengan sebagian yang telah diuraikan,
berprestasi, etos kerjanya baik, pribadinya menyenangkan hanya saja ketika
tiada, lingkungannya tidak merasa kehilangan, kenangannya tidak begitu
mendalam.

Andai saja kelompok kedua ini lebih berilmu dan bertekad mempersembahkan
yang terbaik dari kehidupannya dengan tulus dan sungguh-sungguh, niscaya
dia akan naik peringkatnya ke golongan yang lebih atas, yang lebih utama.

3. Karyawan / Pejabat "Mubah"

Ciri khas karyawan atau pejabat tipe ini adalah : ada dan tiadanya sama
saja.

Sungguh menyedihkan memang menjadi manusia mubadzir seperti ini,
kehadirannya tak membawa arti apapun baik manfaat maupun mudharat, dan
kepergiannya pun tak terasa kehilangan.

Karyawan tipe ini adalah orang yang tidak mempunyai motivasi, asal-asalan
saja, asal kerja, asal ada, tidak memikirkan kualitas, prestasi, kemajuan,
perbaikan dan hal produktiflainnya. Sehingga kehidupannya pun tidak
menarik, datar-datar saja.

Sungguh menyedihkan memang jika hidup yang sekali-kalinya ini tak bermakna.
Harus segera dipelajarilatar belakang dan penyebabnya, andaikata bisa
dimotivasi dengan kursus, pelatihan, rotasi kerja, mudah-mudahan bisa
meningkat semangatnya.

4. Karyawan / Pejabat "Makruh"

Ciri dari karyawan dan pejabat kelompok ini adalah : adanya menimbulkan
masalah tiadanya tidak menjadi masalah.

Bila dia ada di kantor akan mengganggu kinerja dan suasana walaupun tidak
sampai menimbulkan kerugian besar, setidaknya membuat suasana tidak nyaman dan kenyamanan kerjaserta kinerja yang baik dapat terwujud bila ia tidak ada.

Misalkan dari penampilan dan kebersihan badannya mengganggu, kalau bicara
banyak kesia-siaan, kalau diberi tugas dan pekerjaan selain tidak tuntas,
tidak memuaskan juga mengganggu kinerja karyawan lainnya.

5. Karyawan / Pejabat "Haram"

Ciri khas dari kelompok ini adalah : kehadirannya sangat merugikan dan
ketiadaannya sangat diharapkan karena menguntungkan.

Orang tipe ini adalah manusia termalang dan terhina karena sangat
dirindukan "ketiadaannya" . Tentu saja semua ini adalah karena buah
perilakunya sendiri, tiada perbuatan yang tidak kembali kepada dirinya
sendiri.

Akhlaknya sangat buruk bagai penyakit kronis yang bisa menjalar. Sering
memfinah, mengadu domba, suka membual, tidak amanah, serakah, tamak, sangat tidak disiplin, pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan
menyelesaikan pekerjaan malah sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek
kata di adalah "trouble maker".

Silahkan anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...?

Semoga semua ini menjadi bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini
kita bisa merobah diri dan mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti. Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!

Selasa, 12 Februari 2008

Kerja Extra, Why Not..?

kerja extra, why not?

Kuantitas dan kualitas dari servis ekstra yang kita berikan akan kembali kepada kita dalam jumlah yang berlipat ganda. Contohnya petani yang menanam padi atau gandum. Dari sebutir bibit padi atau gandum, akan tumbuh tangkai yang berisi banyak bulir. Betapa sia-sianya dan hanya pemborosan waktu belaka, jika dari satu butir padi yang ditanam hanya menumbuhkan satu butir padi juga. Memang ada benih yang tak akanbertunas dan menghasilkan bulir padi. Tapi, tetap saja jumlah yang dituai petani jauh lebih banyak dari jumlah bibit yang ia tanam.

Hal yang sama juga berlaku untuk pelayanan atau servis yang kita berikan. Jika kita memberikan servis senilai Rp. 100.000, kemungkinan yang kita dapatkan balik bukan hanya Rp. 100.000, tapi mungkin sepuluh kali lipat jika kita mengerjakannya dengan begitu baik, dengan sikap mental yang tepat.

Jika kita memberikan pelayanan atau kerja atau servis ekstra dengan tidak rela atau dengan rasa marah, kemungkinan kita tak akan mendapat apa-apa. hal ini sama dengan petani yang menaburkan benihnya di tanah gersang, bukan di tanah yang subur. Jika kita memberikan pelayanan atau kerja ekstra hanya dengan tujuan mendapatkan keuntungan semata, kita juga tak akan mendapatkan apa-apa.

Di suatu sore yang gerimis, seorang nenek memasuki sebuah departemen store di Philadelphia, sebagian besar pegawai toko mengabaikannya. Hanya satu pemuda yang memberinya perhatian dan bertanya, apakah ada yang bisa dibantunya. Ketika si nenek menjawab, dia hanya berteduh, menunggu hujan reda, si pemuda pegawai toko tidak memaksanya membeli sesuatu yang tidak diinginkan atau diperlukannya. Dan dia juga tidak mengacuhkannya, tapi malah membawakannya kursi, sehingga si nenek bisa duduk.

Ketika hujan reda, si nenek berterimakasih kepada si pemuda dan minta kartu namanya. Beberapa bulan berlalu dan si pemilik toko menerima surat yang meminta agar si pemuda ini dikirim ke Skotlandia, untuk menerima pesanan furniture untuk seluruh kastil. Penulis surat tersebut adalah si nenek yang dibawakan kursi. Dan ternyata dia adalah ibu dari Andrew Carnegie, salah satu jutawan Amerika. Ketika si pemuda berkemas untuk ke Skotlandia, dia diangkat menjadi mitra dari departemen store tersebut. Dia mendapatkan semua ini karena memberikan perhatian dan sedikit sopan